sudihati

sudihati
muslim kintamani

Kamis, 02 Februari 2017

ANGGARAN DASAR YAYASAN SOSIAL SUDIHATI


KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas izin-Nya sehingga AD/ART  Yayasan Sosial SUDIHATI ini dapat tersusun dengan baik.
Penyusunan AD/ART ini bertujuan untuk menjadi landasan berpijak dalam rangka pengimplementasian peran serta komitmen  dalam mengambil kebijakan pada kegiatan Yayasan Sosial SUDIHATI
Kemajuan Yayasan ini tentunya tidak lepas dari dorongan, kebersamaan dan kerjasama antara pihak Yayasan dan masyarakat sekitar serta Pejabat terkai
Peran serta Pengurus  terutama dari berbagai bidang  sangat diharapkan demi peningkatan kegiatan yayasan
Tiada gading yang tak retak, walaupun kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun AD-ART  ini, namun  penyusun  sadar masih  banyak kekurangan  yang terjadi  disana  sini. Oleh  karena  itu saran, masukan yang konstruktif kami nantikan.
Akhirnya,  saya  sampaikan  terima  kasih  kepada  semua  pihak  yang  telah  membantu  dalam  menyusun AD-ART  ini, semoga  dicatat  sebagai  amal shalih  dan  mendapat  balasan yang  berlipat  ganda  dari Allah  Subhanahu Wa Ta’aala. Amiin.
Penyusun



1ANGGARAN DASAR
YAYASAN SOSIAL SUDIHATI
KINTAMANI BANGLI BALI


بسم الله الرحمن الرحيم
Bab I
Nama dan Kedudukan
Pasal 1

1.      Yayasan ini bernaman “ YAYASAN SOSIAL SUDIHATI” yang selanjutnya di sebut yayasan
2.      Yayasan berkedudukan di Dusun Sudihati Desa Kintamani Kabupaten Bangli Provinsi Bali
3.      Yayasan dapat membuka Kantor Cabang atau Perwakilan di tempat lain baik di dalam maupun di luar wilayah Negara Republik Indonesia berdasarkan keputusan Pengurus dan persetujuan Pembina.

Bab II
Maksud dan tujuan
Pasal 2

1.      Yayasan mempunyai Maksud dan Tujuan di bidang Sosial, Keagamaan, Pendidikan dan Kemanusian
2.      Membina, memelihara dan mengembangkan Lembaga pendidikan Agama dan Keagamaan
2Bab III
Dasar dan Akidah
Pasal 3

1.      Yayasan berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945
2.      Yayasan Berakidah Islam menurut Faham Ahlus Sunnah Wal Jamaah
Bab IV
Pasal
Kegiatan

1.         Dalam bidang Sosial meliputi mendirikan dan menyelenggarakan Pendidikan, Pelatihan-pelatihan, training, menyelenggarakan Pendidikan Informal seperti Kursus kursus keterampilan, dan pendidikan Formal seperti Kelompok Bermain, Taman Kanak kanak (TK) pendidikan Kesenian dan Pendidikan Olah raga.
2.         Dalam bidang Keagamaan meliputi :
a.       Meningkatkan Sarana dan Prasarana tempat tempat Ibadah
b.      Menyelenggarakan Pondok Pesantren dan Madrasah
c.       Menerima dan menyalurkan Zakat, Infaq , Shodaqoh Wakaf dan dana Bantuan bagi mereka yang berhaq
d.      Meningkatkan pemahaman Keagamaan
e.       Melaksanakan Syiar keagamaan

3.         Dalam bidang Kemanusian meliputi :
a.       Memberi bantuan kepada Korban bencana alam
b.      3Menyantuni Anak Yatim orang Faqir dan Miskin dan orang yang mengalami gangguan Disabilitas .
Pasal 6
Usaha
1.      Mendirikan badan usaha dan/ikut serta dalam suatu badan usaha untuk menunjang pencapaian maksud dan tujuan yayasan
2.      Melakukan tindakan yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan pencapaian tujuan yayasan

Bab V
Kekayaan
Pasal 7

1.      Yayasan mempunyai kekayaan awal yang berasal dari kekayaan pendiri yang di pisahkan terdiri dari Rp. 10.000.000 ( Sepuluh juta rupiah )
2.      Selain kekayaan sebagaimana di maksud dalam ayat 1 kekayaan yayasan dapat diperoleh dari:
a.       Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat
b.      Wakaf
c.       Hibah
d.      Hibah wasiat dan,
e.       Bantuan dari Pemerintah
f.       Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar yayasan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.      4Semua kekayaan yayasan harus dipergunakan untuk mencapai maksud dan tujuan yayasan.

Bab VI
Jangka Waktu
Pasal 8

Yayasan ini didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas lamanya .

Bab VII
Organ Yayasan
Pasal 9

Yayasan mempunyai organ yang terdiri :
a.       Pembina
b.      Pengurus
c.       pengawas

Pasal 10
Pembina
1.      Pembina adalah organ yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan kepada Pengurus dan Pengawas
2.      Pembina terdiri dari seorang atau lebih anggota Pembina
3.      Dalam hal terdapat lebih dari seorang anggotapembina, maka seseorang diantaranya diangkat sebagaiketua Pembina.
4.      Yang dapat di angkat sebagai anggota Pembina adalah orang perseorangan sebagai pendiri yayasan dan atau mereka yang berdasarkan keputusan rapat 5anggota Pembina dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai tujuan yayasan.
5.      Anggota Pembina tidak diberi gaji dan atau tunjangan oleh Yayasan.
6.      Dalam hal Yayasan oleh karena sebab apapun tidak mempunyai anggota Pembina, maka dalam waktu, maka dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi kekosongan tersebut wajib diangkat anggota Pembina berdasarkan keputusan rapat gabungan anggota Pengawas dan anggota Pengurus.
7.      Seorang anggota Pembina berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Yayasan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.

Pasal 11
1.      Masa jabatan Pembina tidak ditentukan lamanya
2.      Jabatan anggota Pembina akan berakhir dengan sendirinya apabila anggota Pembina tersebut :
a.    Meninggal dunia
b.   Mengundurkan diri dengan pemberitahuan secara tertulis sebagaimana diatur  dalam Pasal 8 ayat 7
c.    Tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang undangan yang berlaku .
d.   Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat  Pembina .
e.    Dinyatakan Pailit atau ditaruh dibawah pengampunan berdasarkan suatu penetapan Pengadilan.
f.    Dilarang untuk menjadi anggota Pembina karena :
3.      Anggota Pembina tidak boleh merangkap sebagai anggota Pengurus dan atau anggota pengawas .
6Tugas dan wewenang
Pasal 12
1.      Pembina berwenang bertindak untuk dan atas nama Pembina.
2.      Kewenangan Pembina meliputi :
a.       Keputusan perubahan Anggaran Dasar
b.      Pengangkatan dan pemberhentian anggota Pengurus atau anggota Pengawas
c.       Penetapan kebijakan umum yayasan berdasarkan Anggaran Dasar Yayasan
d.      Pengesahn program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan dan :
e.       Pengesahan laporan tahunan.
f.       Penunjukkan likuidator dalam hal Yayasan di bubarkan
3.      Dalam hal hanya ada seorang Pembina, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Ketua Pembina atau anggota Pembina berlaku pula baginya .

Rapat Pembina
Pasal 13
1.      Rapat Pembina diadakan paling sedikit dalam 1 (satu) tahun, paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan setelah akhir tahun buku sebagai rapat tahunan, sebagaimana dimaksud dalam pasal . Pembina  dapat juga mengadakan rapat setiap waktu bila dianggap perlu atau permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Pembina,anggota Pengurus atau anggota Pengawas .
2.      Penggilan rapat Pembina dilakukan oleh Pembina secara langsung,atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat .
3.      Panggilan rapat itu harus mencantumkan hari, tanggal, waktu, tempat dan acara rapat .
4.      7Rapat Pembina diadakan ditempat kedudukan Yayasan, atau tempat kegiatan Yayasan , atau tempat lain dalam wilayah hokum Republik Indonesia .
5.      Dalam hal semua anggota Pembina hadir,atau diwakili panggilan tersebut tidak disyaratkan dalam rapat Pembina dapat diadakan dimanapun juga dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat .
6.      Rapat Pembina dipimpin oleh ketua Pembina, dan jika Ketua Pembina tidak hadir atau berhalangan, maka rapat pembina akan dipimpin oleh  seorang yang dipilih oleh dan dari anggota pembina yang hadir.
7.      Seorang anggota Pembina hanya dapat diwakili oleh anggota Pembina lainnya dalam rapat Pembina berdasarkan surat kuasa.

Pasal 14

1.      Rapat Pembina adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila :
a.       Dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota Pembina.
b.      Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf a tidak tercapai, maka dapat diadakan pemanggilan Rapat Pembina kedua .
c.       Pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 huruf  b , harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat .
d.      Rapat Pembina kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak Rapat Pembina pertama.
e.       Rapat Pembina kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat, apabila dihadiri lebih dari  ½ (satu per dua) jumlah anggota Pembina.
2.      Keputusan Rapat Pembina diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat .
3.      8Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (satu per dua) jumlah suara yang sah.
4.      Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul ditolak.
5.      Tata cara pemungutan suara dilakukan sebagai berikut :
a.       Setiap anggota Pembina yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Pembina yang lain yang diwakilinya.
b.      Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat surat tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal hal lain dilakukan secara terbuka dan ditanda tangani, kecuali Ketua rapat menentukan hal lain dan tidak ada keberatan dari yang hadir.
c.       Suara yang diabstain  dan suara yang tidak sah tidak tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang di keluarkan.
6.      Setiap rapat Pembina di buatkan Berita acara rapat yang ditanda tangani oleh ketua rapat dan sekretaris rapat.
7.      Penandatanganan sebagaimana dimaksud dalam ayat 6 tidak di isyaratkan apabila berita acara rapat dibuat dengan akta notaris
8.      Pembina dapat mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat Pembina, dengan ketentuan semua anggota Pembina telah diberitahu  secara tertulis dan semua anggota Pembina memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.
9.      Keputusan yang diambil sebagaimana ayat 8 mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil secara sah dalam Rapat Pembina.
10.  Dalam hal hanya ada 1 (satu) orang Pembina, maka dia dapat mengambil keputusan yang sah dan mengikat.



9Rapat Tahunan
Pasal 15

1.      Pembina wajib menyelenggarakan rapat Tahunan setiap tahun, paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku Yayasan ditutup.
2.      Dalam rapat tahunan, Pembina melakukan :
a.       Evaluasi tentang harta kekayaan, hak dan kewajiban Yayasan tahun yang lampau sebagai dasar pertimbangan bagi perkiraan mengenai perkembangan Yayasan untuk tahun yang akan dating.
b.      Pengesahan laporan tahunan yang diajukan Pengurus.
c.       Penetapan kebijakan umum Yayasan.
d.      Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan.
3.      Pengesahan  laporan  tahunan oleh Pembina dalam rapat tahunan, berarti membrikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota pengurus dan pengawas atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama  tahun buku  yang  lalu, sejauh tindakan  tersebut tercermin dalam  laporan  tahunan.

Pengurus
Pasal 16

1.      Pengurus adalah organ Yayasan yangmelaksanakan kepengurusan yang sekurang kurangnya terdiri dari :
a.       Deorang Ketua
b.      Seorang Sekretaris
c.       Seorang Bendahara
2.      Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Ketua maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat sebagai Ketua Umum
3.      10Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Sekretaris maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat sebagai Sekretaris umum.
4.      Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Bendahara maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat sebagai Bendahara Umum

Pasal 17

1.   Yang dapat diangkat menjadi Pengurus adalah orang perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hokum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan pengurus yayasan yang menyebabkan kerugian bagi Yayasan,Masyarakat atau Negara berdasarkan putusan Pengadilan, dalam jangka waktu 5 (lima( tahun terhitung sejak tanggal putusan  tersebut berkekuatan hukum tetap.
2.      Pengurus diangkat oleh Pembina berdasarkan keputusan rapat Pembina untuk jangka waktu selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali .
3.      Pengurus dapat menerima gaji, upah atau Honorarium apabila Pengurus Yayasan :
a.       Bukan Pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan Pendiri  Pembina dan Pengawas dan,
b.      Melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh.        
4.      Dalam hal  jabatan Pengurus kosong, maka dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya kekosongan, Pembina harus menyelengggarakan rapat untuk mengisi kekosongan itu.
5.      Dalam hal semua jabatan pengurus kosong, maka dalam jangka waktu 11paling lambat 30 (tiga puluh) hari, sejak terjadi kekosongan tersebut, Pembina harus menyelenggarakan rapat untuk mengangkat pengurus baru, dan untuk sementara Yayasan diurus oleh pengurus.
6.      Pengurus berhak mengundurkan diri dari jabatannya, dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Pembina paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pengunduran dirinya.
7.      Dalam hal terdapat penggantian pengurus Yayasan, maka dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari, terhitung sejak tanggal dilakukan penggantian pengurus Yayasan, Pembina wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan Instansi terkait.
8.      Pengurus tidak dapat merangkap sebagai Pembina, pengawas atau pelaksana kegiatan.

Pasal 18

Jabatan anggota pengurus berakhir apabila :
1.      Meninggal dunia
2.      Mengundurkan diri
3.      Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam dengan hukuman penjara paling sedikit 5 (lima) tahun
4.      Diberhentikan berdasarkan keputusan rapat Pembina
5.      Masa jabatan berakhir

12Tugas dan wewenang pengurus
Pasal 19
1.      Pengurus bertanggung jawab penuh atas kepengurusan Yayasan untuk kepentingan Yayasan.
2.      Pengurus wajib menyusun program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan untuk disahkan Pembina.
3.      Pengurus wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh pengawas.
4.      Setiap anggota pengurus wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang undangan yang berlaku.
5.      Pengurus berhak mewakili Yayasan didalam dan diluar pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, dengan pembatas terhadap hal-hal sebagai berikut :
a.       Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Yayasan (tidak termasuk mengambil uang Yayasan di Bank)
b.      Mendirikan suatu usaha baru atau melakukan penyertaan dalamn berbagai bentuk usaha baik di dalam maupun di luar negeri.
c.       Memberi atau menerima pengalihan atas harta tetap
d.      Membeli atau dengan cara lain mendapatkan/ memperoleh harta tetap atas nama Yayasan.
e.       Menjual atau dengan cara lain melepaskan kekayaan Yayasan serta mengagunkan/ membebani kekayaan Yayasan.
f.       Mengadakan perjanjian dengan Organisasi yang terafiliasi dengan 13Yayasan, Pembina, pengurus, dan atau pengawas Yayasan atau seorang yang bekerja pada Yayasan, yang perjanjian tersebut bermanfaat bagi tercapainya maksud dan tujuan Yayasan.
6.      Perbuatan pengurus sebagaimana diatur dalam ayat 5 (lima) huruf a,b,c,d,e,dan f mendapat persetujuan dari Pembina.

Pasal 19
Pengurus tidak berwenang  mewakili Yayasan dalam hal :
1.      Mengikat Yaysan sebagai penjamin utang.
2.      Membebani kekayaan Yayasan untuk kepentingan pihak lain.
3.      Mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi dengan Yayasan, Pembina, pengurus dan atau pengawas Yayasan atau seseorang yang bekerja pada Yayasan, yang  perjanjian tersebut tidak ada hubungannya bagi tercapainya maksud dan tujuan Yayasan.

Pasal 20

1.      Ketua umum bersama-sama dengan salah seorang anggota pengurus lainnya berwenang bertindak untuk dan atas nama pengurus serta mewakili Yayasan.
2.      Dalam hal ketua umum tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga maka seorang Ketua lainnya bersama-sama dengan Sekretaris umum atau apabila sekretaris umum tidak hadir atau berhalangan karena sebab 14apapun juga, hal tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, seorang ketua lainnya bersama sama seorang sekretaris lainnya berwenang bertindak untuk dan atas nama pengurus serta mewakili Yayasan.
3.      Dalam hal hanya ada seorang ketua, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada ketua umum berlaku juga baginya.
4.      Sekretaris umum bertugas mengelola administrasi Yayasan, dalam hal hanya ada seorang sekretaris, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada sekretaris umum berlaku juga baginya.
5.      Bendahara umum bertugas mengelola keuangan Yayasan, dalam hal hanya ada seorang bendahara, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada bendahara umum berlaku juga baginya.
6.      Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota pengurus ditetapkan oleh Pembina melalui rapat Pembina.
7.      Pengurus untuk perbuatan tertentu berhak mengangkat seorang atau lebih wakil atau kuasanya berdasarkan surat surat kuasa.

Pelaksana Kegiatan
Pasal 21

1.      Pengurus berwenang mengangkat dan memberhentikan pelaksana kegiatan Yayasan berdasarkan keputusan rapat pengurus.
2.      Yang dapat diangkat sebagai pelaksana kegiatan Yayasan adalah orang perseorangan yang mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak 15pernah dinyatakan pailit atau dipidana karena melakukan tindakan yang merugikan Yayasan, masyarakat, atau Negara berdasarkan keputusan pengadilan, dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal putusan tersebut berkekuatan hokum tetap.
3.      Pelaksana kegiatan Yayasan dianmgkat oleh pengurus berdasarkan keputusan rapat pengurus untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali dengan tidak mengurangi keputusan rapat pengurus untuk memberhentikan sewaktu-waktu.
4.      Pelaksana kegiatan yayasan bertanggung jawab kepada pengurus.
5.      Pelaksana kegiatan Yayasan menerima gaji, upah atau honorarium yang jumlahnya ditentukan berdasarkan keputusan rapat pengurus.

Pasal 22

1.      Dalam hal tyerjadi perkara di Pengadilan antara Yayasan dan anggota pengurus atau apabila kepentingan pribadi seorang anggota pengurus bertentangan dengan Yayasan, maka anggota pengurus yang bersangkutan tidak berwenang bertindak untuk dan atas nama pengurus serta mewakili yayasan, maka anggota pengurus lainnya bertindak untuk dan atas nama pengurus serta mewakili Yayasan.
2.      Dalam hal Yayasan  mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh pengurus, maka Yayasan diwakili oleh pengawas.


16Rapat Pengurus
Pasal 23

1.      Rapat pengurus dapat diadakan setiap waktu bila dipandang perlu atau permintaan tertulis dari satu orang atau lebih pengurus, pengawas, atau Pembina.
2.      Panggilan rapat pengurus disampaikan kepada setiap anggota pengurus yang berhak mewakili pengurus.
3.      Panggilan rapat pengurus disampaikan kepada setiap anggota pengurus secara langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
4.      Panggilan rapat pengurus itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
5.      Rapat pengurus diadakan di tempat kedudukan Yayasan atau di tempat kegiatan Yayasan.
6.      Rapat pengurus dapat diadakan di tempat lain dalam wilayah Republik Indonesia dengan persetujuan Pembina.

Pasal 24
1.      Rapat pengurus dipimpin oleh ketua umum.
2.      Dalam hal ketua umum tidak dapat hadir atau berhalangan, maka rapat pengurus akan dipimpin oleh seorang anggota pengurus yang dipih oleh dan dari pengurus yang hadir.
3.      17Satu orang poengurus hanya dapat diwakili oleh pengurus lainnya dalam rapat pengurus berdasarkan surat kuasa.
4.      Rapat pengurus sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila:
a.       Dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) jumlah pengurus.
b.      Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 (empat) huruf a tidak tercapai, maka dapat diadakan pemanggilan rapat pengurus kedua.
c.       Pemanggilan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 (empat) huruf b, harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
d.      Rapat pengurus kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh)  hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu)  hari terhiotung sejak rapat pengurus pertama.
e.       Rapat pengurus kedua sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri lebih dari ½ (satu per dua)  jumlah pengurus.

Pasal 25

1.      Keputusan Rapat Pengurus harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
2.      Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan  suara setuju  lebih dari 18½ (satu per dua) jumlah suara yang  sah.
3.      Dalam hal suara setuju  dan  tidak  setuju sama banyaknya, maka usul ditolak.
4.      Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal- hal  lain  dilakukan secara terbuka,kecuali ketua rapat menentukan lain  dan tidak ada keberatan dari yang lain.
5.      Suara yang abstain dan suara yang tidak sah  tidak dihitung dalam menentukan  jumlah suara yang dikeluarkan.
6.      Setiap rapat Pengurus dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh ketua rapat dan 1 (satu) orang pengurus lainnya ditunjuk  oleh rapat sebagai sekretaris rapat.
7.      Penanndatanganan yang dimaksud dengan pasal 6 tidak diisyaratkan apabila Berita Acara Rapat dibuat dengan  Akta  Notaris.
8.      Pengurus dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Pengurus, dengan ketentuan semua anggota Pengurus telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Pengurus memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan  secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.
9.      Keputusan yang diambil sebagaimana yang dimaksud dalam  ayat 8, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat Pengurus.

19Pengawas
Pasal 26
  1. Pengawas adalah Organ Yayasan yang bertugas melakukan Pengawasan dan member nasehat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan.
  2. Pengawas terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih anggota Pengawas
  3. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Pengawas, maka 1 (satu) diantaranya dapat diangkat sebagi ketua Pengawas.

Pasal 27

  1. Yang dapat diangkat sebagai anggota Pengawas adalah, orang perseorangan yang  mampu melakukan perbuatan hokum dan tidak dinyatakan bersalah  dalam melakukan pengawasan Yayasan yang menyebabkan kerugian bagi Yayasan, masyarakat atau Negara berdasarkan putusan pengadilan, dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal putusan tersebut berkekuatan hukum tetap.
  2. Pengawas diangkat oleh Pembina melalui Rapat Pembina untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali.
  3. Dalam hal semua jabatan Pengawas kosong, maka dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya kekosongan tersebut Pembina harus menyelenggarakan rapat untuk mengangkat Pengawas baru, dan sementara Yayasan diurus oleh Pengurus.
  4. Pengawas berhak mengundurkan diri dari jabatannya, dengan 20memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Pembina paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pengunduran dirinya.
  5. Dalam hal terdapat penggantian Pengawas Yayasan, maka dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari, terhitung sejak tanggal dilakukan penggantian Pengawas  Yayasan, Pembina wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan Instansi terkait.
  6. Pengawas  tidak dapat merangkap sebagai Pembina, Pengurus atau pelaksana kegiatan.

Pasal 28

Jabatan anggota pengurus berakhir apabila :
1.      Meninggal dunia
2.      Mengundurkan diri
3.      Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam dengan hukuman penjara paling sedikit 5 (lima) tahun
4.      Diberhentikan berdasarkan keputusan rapat Pembina
5.      Masa jabatan berakhir

Tugas dan wewenang Pengawas
Pasal 29

  1. Pengawas wajib dengan  itikad baik dan penuh tanggung jawab 21menjalankan tugas Pengawas untuk kepentingan Yayasan.
  2. Ketua Pengawas dan satu anggota Pengawas berwenang bertindak untuk dan atas nama Pengawas.
  3. Pengawas berwenang :
a.       Memasuki bangunan,halaman atau tempat lain yang dipergunakan Yayasan.
b.      Memeriksa pembukuan dan mencocokkan dengan uang kas , atau
c.       Mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Pengurus.
d.      Memberi peringatan  kepada Penguru.
  1. Pengawas dapat memberhentikan untuk sementara 1 (satu) orang atau lebih Pengurus, apabila Pengurus tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar atau Perundang undangan yang berlaku.
  2. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan disertai alasannya.
  3. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pemberhentian sementara itu, pengawas diwajibkan untuk melaporkan  secara tertulis kepada Pembina.
  4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal laporan diterima oleh Pembina sebagaimana dimaksud dalam ayat 6, maka Pembina wajib Memanggil anggota Pengurus yang bersangkutan untuk diberi kesempatan membela diri.
  5. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pembelaan diri sebagaimana yang dimaksud ayat 7, Pembina dengan keputusan Rapat Pembina wajib :
a.       22Mencabut keputusan pemberhentian sementara atau,
b.      Memberhentikan Anggota Pengurus yang bersangkutan.
  1. Dalam hal Pembina tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana yang dimaksud ayat 7 dan ayat 8, maka pemberhentian sementara batal demi hokum, dan yang bersangkutan menjabat kembali jabatannya semula.
  2. Dalam hal semua pengurus diberhentikan sementara, maka untuk sementara Pengawas diwajibkan mengurus Yayasan.

Rapat Pengawas
Pasal 30

1.      Rapat Pengawas dapat diadakan setiap waktu bila dipandang perlu atau permintaan  tertulis dari satu orang atau lebih, pengawas, atau Pembina.
2.      Panggilan rapat Pengawas disampaikan kepada setiap anggota Pengawas  yang berhak mewakili Pengawas.
3.      Panggilan rapat Pengawas disampaikan  kepada setiap anggota Pengawas secara langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima paling  lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
4.      Panggilan rapat Pengawas  itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
5.      Rapat Pengawas diadakan di tempat kedudukan Yayasan atau di tempat kegiatan Yayasan.
6.      Rapat Pengawas dapat diadakan di tempat lain dalam wilayah Republik 23Indonesia dengan persetujuan Pembina.

Pasal 31
1.      Rapat  Pengawas dipimpin oleh ketua umum.
2.      Dalam hal ketua umum  tidak dapat hadir atau berhalangan, maka rapat Pengawas akan dipimpin oleh seorang anggota Pengawas yang dipih oleh dan dari Pengawas yang hadir.
3.      Satu orang Pengawas hanya dapat diwakili oleh Pengawas lainnya dalam rapat Pengawas berdasarkan surat kuasa.
4.      Rapat Pengawas sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila:
a.    Dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) jumlah Pengawas.
b.   Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 (empat) huruf  a, tidak tercapai, maka dapat diadakan pemanggilan rapat Pengawas kedua.
c.    Pemanggilan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 (empat) huruf b, harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
d.   Rapat Pengawas kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh)  hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu)  hari terhitung sejak rapat Pengawas pertama.
e.    Rapat Pengawas kedua sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri lebih dari ½ (satu per dua)  jumlah 24Pengawas.

Pasal 32

1.      Keputusan Rapat Pengawas harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
2.      Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan  suara setuju  lebih dari ½ (satu per dua) jumlah suara yang  sah.
3.      Dalam hal suara setuju  dan  tidak  setuju sama banyaknya, maka usul ditolak.
4.      Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal- hal  lain  dilakukan secara terbuka,kecuali ketua rapat menentukan lain  dan tidak ada keberatan dari yang hadir.
5.      Suara yang abstain dan suara yang tidak sah  tidak dihitung dalam menentukan  jumlah suara yang dikeluarkan.
6.      Setiap rapat Pengawas dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh ketua rapat dan 1 (satu) orang pengurus lainnya ditunjuk  oleh rapat sebagai sekretaris rapat.
7.      Penandatanganan yang dimaksud dengan pasal 6, tidak diisyaratkan apabila Berita Acara Rapat dibuat dengan  Akta  Notaris.
8.      Pengawas dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Pengawas, dengan ketentuan semua anggota Pengawas telah 25diberitahu secara tertulis dan semua anggota Pengawas memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan  secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.
9.      Keputusan yang diambil sebagaimana yang dimaksud dalam  ayat 8, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat Pengawas.

Rapat Gabungan
Pasal 33

  1. Rapat gabungan adalah rapat yang diadakan oleh Pengurus dan Pengawas untuk mengangkat Pembina, apabila Yayasan tidak lagi mempunyai Pembina Rapat Gabungan diadakan paling lambat 30 (tga puluh) hari terhitung sejak Yayasan tidak lagi mempunyai Pembina.
  2. Panggilan rapat Gabungan dilakukan oleh Pengurus.
  3. Panggilan rapat Gabungan disampaikan kepada setiap Pengurus  dan Pengawas secara langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
  4. Rapat Gabungan harus mencantumkan tanggal,waktu, tempat dan acara rapat.
  5. Rapat Gabungan diadakan ditempat kedudukan Yayasan .
  6. Rapat gabungan dipimpin oleh Ketua Pengurus.
  7. Dalam hal Ketua Pengurus tidak ada atau berhalangan hadir, maka Rapat 26Gabungan dipimpin Ketua Pengawas.
  8. Dalam hal Ketua Pengurus dan Ketua Pengawas  tidak ada atau berhalangan hadir, maka Rapat Gabungan dipimpin oleh Pengurus atau Pengawas yang dipilih oleh dan dari Pengurus dan Pengawas yang hadir.

Pasal 34

  1. Satu orang Pengurus hanya dapat diwakili oleh Pengurus lainnya dalam Rapat Gabungan berdasarkan surat kuasa.
  2. Satu orang Pengawas  hanya dapat diwakili oleh Pengawas lainnya dalam Rapat Gabungan berdasarkan surat kuasa.
  3. Setiap Pengurus dan Pengawas yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap Pengurus dan Pengawas lain yang diwakili.
  4. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal- hal  lain  dilakukan secara terbuka,kecuali ketua rapat menentukan lain  dan tidak ada keberatan dari yang lain.
  5. Suara abstain dan suara tidak sah dianggap tidak dikeluarkan, dan dianggap tidak ada.




27Korum dan Putusan rapat Gabungan
Pasal 35
  1.  
a.       Rapat Gabungan adalah sah dan berhak mengambil Keputusan yang mengikat apabila dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota Pengurus  dan 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota Pengawas.
b.      Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hruf a tidak tercapai, maka dapat dilakukan pemanggilan Rapat Gabungan kedua.
c.       Pemanggilan sebagaimana yang dimaksud ayat 1 huruf  b , harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal Panggilan dan tempat rapat
d.      Rapat Gabungan kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak Rapat Gabungan Pertama.
e.       Rapat Gabungan  kedua sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri lebih dari ½ (satu per dua)  jumlah anggota Pengurus dan ½ (satu per dua)  jumlah anggota Pengawas
2.      Ketua Rapat Gabungan sebagaimana tersebut diatas ditetapkan berdasarkan musyawarah untuk Mufakat.
3.      Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat.
4.      28Setiap Rapat Gabungan dibuat Berita Acara Rapat, yang untuk pengesahannya ditandatangani oleh Ketua Rapat dan 1 (satu) orang anggota Pengurus atau anggota Pengawas yang ditunjuk oleh Rapat.
5.      Penandatangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 tidak diisyaratkan apabila Berita Acara Rapat dibuat dengan Akta Notaris.
6.      Anggota Pengurus dan anggota Pengawas dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Gabungan, dengan ketentuan semua Pengurus dan semua Pengawas telah diberitahu secara tertulis dan semua Pengurus dan semua Pengawas memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menandatangani usul tersebut.
7.      Keputusan yang diambil dengan cara sebagaimana ayat 7 mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah adalah rapat Gabungan

Tahun Buku
Pasal 36

1.      Tahun Buku Yayasan dimulai dari tanggal 1 (satu) Januari sampai tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember.
2.      Pada akhir Desember tiap tahun , buku Yayasan ditutup.
3.      Untuk pertama kalinya tahun buku Yayasan dimulai pada tanggal dari Akta Pendirian Yayasan  dan ditutup tanggal 31 Desember 2014 ( tiga puluh satu Desember  tahun dua ribu empat belas)
29Laporan Tahunan
Pasal 37
1.      Pengurus wajib menyusun secara tertulis laporan tahunan paling lambat 5 (lima) bulan setelah berakhirnya tahun buku Yayasan
2.      Laporan tahunan memuat sekurang kurangnya :
a.       Laporan  keadaan dan kegiatan Yayasan  selama tahun buku yang lalu serta hasil yang telah dicapai.
b.      Laporan keuangan yang terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir priode, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan laporan keuangan.
3.      Laporan tahunan wajib ditandatangani oleh Pengurus dan Pengawas.
4.      Dalam hal terdapat anggota pengurus atau Pengawas yang tidak menandatangani laporan tersebut, maka yang bersangkutan harus menyebutkan alas an tertulis.
5.      Laporan tahunan disahkan oleh Pembina dalam rapat tahunan.
6.      Ikhtisar laporan tahunan Yayasan disusun sesuai dengan standar akuntansikeuangan yang berlaku dan diumumkan pada papan pengumuman dikantor Yayasan.

Perubahan Anggaran Dasar
Pasal 38

1.      Perubahan anggaran dasar hanya dapat dilaksanakan berdasarkan keputusan Rapat Pembina, yang dihadiri palinhg sedikit 2/3 (dua per tiga) 30dari jumlah Pembina.
2.      Keputusan diambil berdsarkan musyawarah untuk mufakat.
3.      Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan ditetapkan berdasarkan persetujuan paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari seluruh jumlah Pembina yang hadir atau yang diwakili.
4.      Dalam korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tidak tercapai, maka diadakan pemanggilan Rapat Pembina yang kedua paling cepat 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal Rapat Pembina yang pertama.
5.      Rapat Pembina kedua tersebut sah, apabila dihadiri oleh dari ½ (satu per dua) dari seluruh Pembina.
6.      Keputusan Rapat Pembina kedua sah, apabila diambil berdasarkan persetujuan suara terbanyak dari jumlah Pembina yang hadir atau yang diwakili.

Pasal 39

1.      Perubahan Anggaran Dasar dilakukan dengan akta notaries dan dibuat dalam Bahasa Indonesia.
2.      Perbuhana Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan terhadap maksud dan tujuan Yayasan.
3.      Perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut perubahan nama dan kegiatan Yayasan, harus mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
4.      31Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
5.      Perubahan Anggaran Dasar tidka dapt dilakukan pada saat Yayasan dinyatakan pailit, kecuali atas persetujuan kurator.
6.       
Penggabungan
Pasal 40

1.      Penggabungan Yayasan dapat dilakukan dengan menggabungkan 1 (satu) atau lebihYayasan  dengan Yayasan lain, dan mengakibatkan Yayasan Yang menggabungkan diri menjadi bubur.
2.      Penggabungan Yayasan sebagaimana yang dimaksud ayat 1 dapat dilakukan dengan memperhatikan:
a.       Ketidakmampuan Yayasan melaksanakan kegiatan usaha tanpa dukungan Yayasan lain.
b.      Yayasan yang menerima penggabungan dan yang bergabung kegiatannya sejenis atau,
c.       Yayasan yang menggabungkan diri tidak pernah  melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar ketertiban umum dan Kesusilaan.
3.      Usul penggabungan Yayasan dapat disampaikan oleh Pengurus kepada Pembina.

32Pasal 41

1.      Penggabungan Yayasan hanya dapat dilakukan berdasarkan Keputusan rapat Pembina yang dihadiri paling sedikit ¾ (tiga per empat) dari jumlah anggota Pembina yang hadir.
2.      Pengurus dari masing-masing Yayasan yang akan menggabungkan diri dan yang akan menerima penggabungan  menyusun rencana acara penggabungan.
3.      Usul rencana penggabungan sebagaimana yang dimaksud ayat 2 dituangkan dalam rancangan akta penggabungan  oleh pengurus dari Yayasan yang akan menggabungkan diri dan yang akan menerima penggabungan.
4.      Rancangan akta penggabungan harus mendapat persetujuan dari Pembina masing-masing Yayasan.
5.      Rencana sebagimana yang dimaksud ayat 4 dituangkan dalam akta penggabungan yang dibuat dihadapan Notaris  dalam bahasa Indonesia.
6.      Pengurus Yayasan hasil penggabungan wajib mengumumkan hasil penggabungan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak penggabungan selesai dilakukan
7.      Dalam hal penggabungan Yayasan  diikuti dengan perubahan Anggaran Dasar yang memerlukan persetujuan Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia, maka akta Penggabungan Anggaran Dasar Yayasan wajib disampaikan kepada Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia untuk 33memperoleh persetujuan dengan dilampiri akta penggabungan.
Pembubaran
Pasal 42
1.      Pembubaran Yayasan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Pembina yang dihadiri paling sedikit ¾ (tiga per empat) dari jumlah anggota Pembina dan disetujui paling sedikit ¾ (tiga per empat) dari jumlah anggota Pembina yang hadir.
2.      Yayasan bubar karena :
a.       Alasan sebagaimana yang dimaksud dalam  jangka waktu  yang ditetapkan dalam nggaran Dasar  berakhir.
b.      Tujuan Yayasan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar  telah tercapai atau tidak tercapai.
c.       Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hokum tentang  berdasarkan alas an :
1.      Yayasan melanggar ketertiban umum dan kesusilaan.
2.      Tidak mampu membayar utangnya setelah dinyatakan pailit atau,
3.      Harta kekayaan Yayasan tidak cukup untuk melunasi utangnya setelah pernyataan pailit dicabut.
3. Dalam hal Yayasan bubar sebagaimana diatur dalam ayat 1 huruf a dan huruf b, Pembina menunjuk likuidator untuk membereskan kekayaan Yayasan.
4. Dalam hal tidak ditunjuk likuidator, maka Pengurus Yayasan bertindak sebagai likuidator.

34Pasal 43

1.      Dalam hal Yayasan bubar, Yayasan tidak bias melakukan perbuatan hokum, kecuali untuk memebereskan kekayaan Yayasan dalam proses likuidasi.
2.      Dal hal Yayasan dalam proses likuidasi, untuk semua surat keluar dicantumkan frasa “dalam likuidasi” dibelakang nama Yayasan.
3.      Dalam hal Yayasan karena pailit, berlaku peraturan perundang-undangan dibidang kepailitan.
4.      Dalam hal pembubaran Yayasan karena pailit, berlaku peraturan perundang-undangan dibidang kepailitan.
5.      Ketentuan mengenai penunjukkan, pengangkatan, pemberhentian sementara,pemberhentian, wewenang, kewajiban, tugas, dan tanggung jawab, serta Pengawasan terhadap Pengurus, berlaku juga bagi likuidator.
6.      Likuidator atau kurator ditunjuk unyuk melakukan pemberesan kekayaan Yayasan yang bubar atau dibubarkan, paling lambat 5(lima) hari terhitung sejak tanggal penunjukan wajib mengumumkan pembubaran Yayasandan proses likuidasinya dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia.
7.      Likuidator atau kurator dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal proses likuidasi berakhir, wajib mengumumkan pembubaran Yayasan dan proses likuidasinya dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia.
8.      Likuidator atau kurator dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal proses likuidasi berakhir, wajib mengumumkan 35pembubaran Yayasan kepada Pembina.
9.      Dalam hal laporan mengenai pembubaran Yayasan sebagaiman dimaksud ayat 8 dan pengumuman hasil likuidasi sebagaimana dimaksud  ayat 7tidak dilakukan, maka pembubaran Yayasan tidak berlaku bagi pihak ketiga.
Cara Penggunaan Kekayaan Sisa Likuidasi
Pasal 44
1.      Kekasaan sisa hasil likuidasi diserahkan kepada Yayasan yang lain yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama dengan yayasan yang bubar.
2.       Kekasaan sisa hasil likuidasi sebagaimana yang dimaksud ayat 1 dapat diserahkan kepada badan hokum lain yang melakukan kegiatan yang sama dengan Yayasan yang bubar, apabila hal tersebut diatur dalam undang-undang yang berlaku bagi badan hukum tersebut.
3.      Dalam hal kekayaan sisa hasil likuidasi tidak diserahkan kepada Yayasan lain atau kepada badan hokum lain sebagaimana yang dimaksud ayat 1 dan ayat 2 kekayaan tersebut diserahkan kepada Negara dan penggunaannya dilakukan sesuai dengan maksud dan tujuan Yayasan yang bubar.
Peraturan Penutup
Pasal 45
1.      Hal-hal yang tidak diatur atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diputuskan oleh rapat Pembina

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com